Senin, 09 Juni 2014

Hanya Harapanku Semata

Dimanakah Kau Ada – Ratu, Salah satu lagu yang masih bertahan selama tujuh tahun ada di handphone, laptop dan pikiranku yang setiap hari ku nyanyikan di rumah, kamar mandi atau pun di jalan raya saat aku mengendarai sepeda motor. Lagu yang memliki arti mendalam bagi ku. Lagu yang menjadi perwakilan isi jeritan hatiku selama bertahun-tahun. Menemani hari-hariku mencari-cari seseorang yang ku harapkan selama ini. Seseorang yang masih tertambat dan tidak kuasa ku melepasnya dari hati dan pikiranku.
Aku masih mengharapkannya, walau aku tak tahu dia berada dimana. Tapi hati ku sangat mengharapkan dia. Entah mengapa aku masih mengharapkannya, aku masih mencari jawaban mengapa aku mengharapkannya. Tapi tetap tak ada jawaban yang ada aku selalu berharap dan menunggu dia datang.
Aku terus mencari dan mencari dia berharap bisa bertemu dengannya. Aku mencarinya dengan segenap hati ku tapi tak pernah ku bertemu denganmu. Setiap tempat yang ku datangi ku beharap bisa bertemu dengan mu. Tapi tak pernah ku dapati dirinya yang ada hanya kenangan yang berputar di memory ku. Kenangan yang membuatku bertahan dan masih mengharapkannya. Aku masih mengingat kenangan saat bersamanya. Walau sudah tujuh tahun berlalu tapi hati ku masih mengharapkan mu. Walau awal SMP aku mulai menyukaimu, walau orang bilang itu cinta monyet yang akan cepat hilang dan terlupakan. Tapi tidak bagi ku, aku tidak melepas dan melupakanya. Aku ingat saat itu aku SD kelas 6, aku dan teman ku hendak masuk kelas untuk mengambil air mineral karena haus habis olahraga. Tapi teman ku memutuskan untuk menunggu ku di luar kelas.
“mi, aku tunggu kamu disini yah, kamu masuk kelas saja”
“lah kamu tidak ambil minum vi”
“tidak nanti saja deh, aku mau beli es aja di kantin”
Avi pun duduk di teras depan kelas dan aku pun masuk kelas. Tapi terkejutnya aku di dalam kelas ada dedik di kelas sendirian ternyata dia tidak ikut pelajaran olahraga, dedik saat itu berdiri di dekat jendela yang kebetulan jendela kelas dekat dengan bangku ku, saat aku akan mengambil air mineral, tiba-tiba air mineral ku diambil dedik aku pun terkejut. Aku takut dia mau menjaili diriku seperti teman-teman cowok di kelas ku tapi kemudian air mineral ku yang dibawa dedik diserahkannya kepadaku. Aku binggung dan hanya mengucapkan terima kasih kepadanya dan kemudian aku berlalu pergi menemui teman ku Avi.
Saat aku pulang sendirian dia mengajakku pulang bersama naik sepeda mininya, tapi aku menolaknya tawarannya. Dan dedik adalah cowok pertama yang datang ke rumah ku pada malam hari, tak pernah ku sangka dia berani datang ke rumah walau alasanya hanya meminta kayu untuk pigora peta kelompok.
Pernah sekali dedik dihukum karena dia tidak bisa menjawab pertanyaan kemudian dia disuruh pak guru maju untuk menerima hukuman, tapi hukumannya Cuma disuruh mengatakan sesuatu kepada cewek yang dia sukai di kelas, kemudian dia memanggil nama ku dan bilang “umi, ayuk nanti pulang sekolah bersama” karena malu aku hanya bisa menutup mata ku. Lucu bila mengingat kenangan itu, tapi sekaligus menguatkan rasa suka ku padanya. Aku tak tahu apa itu hanya permainan dia saja atau hanya bercandaan anak SD. Tapi aku tak bisa melupakannya sampai saat ini.
Setelah perpisahan sekolah aku tak pernah bertemu dengannya lagi yang ku ingat senyuman terakhirnya untuk ku setelah ujian tes masuk sekolah SMP.
Mungkin ini yang dinamakan cinta datang terlambat, seperti lagunya maudy ayunda yang juga nempel terus di mp3 HP ku. Karena aku menyadari aku suka dedik, dan aku menyesal dulu tak menghiraukannya. Tapi apalah dikata aku terlalu pemalu dan penakut untuk memulai atau menerima hal baru di hidupku.
Suatu hari, entah itu keajaiban atau keberuntungan ku. aku tak pernah membayangkan dia dia datang ke tempat kerja ku. Awalnya ku kira dia datang untuk menemui ku, tapi ternyata dia hanya ingin meminta surat sehat pada dokter ku. Kecewa, tapi seneng bisa bertemu dengannya lagi dan berbicara dengannya. Saat itu bagaikan terbang ke langit biru. Aku benar-benar takut salah tingkah, tapi aku tetap berusaha jaga image di depannya. Aku dan dia berbicara hanya sebentar kemudian dokter ku pun datang. Dan kata-kata terakhir hanyalah “sukses yah buat kamu dik” dan dia juga bilang “sukses juga buat kamu”. Emmm aku tak memiliki keberanian banyak untuk meminta nomor handphonenya. Padahal itu mungkin kesempatan terakhir ku bertemu dengannya. Tapi aku malah pasrah dan membiarkan dia pergi lagi. Bodoh memang aku terlalu pemalu, tapi nasi sudah jadi bubur tak mungkin jadi nasi lagi dan akhirnya pun aku hanya bisa melihatnya pergi.
Waktu pun berlalu dan aku pindah rumah serta pindah tempat kerja. Dan aku kehilangan jejaknya lagi dan hanya bisa berharap lagi. Tapi aku terus mencarinya tapi tak pernah ketemu, ku cari facebook, twitternya tapi tak pernah ku dapatkan. Dan akhirnya jalan satunya tanya teman SD ku yang bertetangga dengannya. Aku pun menanyakan kabarnya kepada david. Dedik sekarang dimana, kerja atau kuliah, sudah pun pacar atau belum. Dan aku mendapatkan informasi yang mengejutkan, dia sekarang sedang menempuh pendidikan kepolisian dan dia juga sudah punya pacar. Mendengar kabar kalau dia memiliki pacar, pupus sudah harapan ku. Ternyata selama ini hanya harapan ku semata. Biarlah kenangan dan rasa suka ku ini ku simpan sendiri. Walau pahit tapi ini kenyataan yang harus kuterima bahwa selama ini hanya harapan ku semata.
Cerpen Karangan: Siti Umi Khasanah
Facebook: https://www.facebook.com/umi.khasanah.52

Tidak ada komentar:

Posting Komentar