Pentingnya Hidup Bermasyarakat
Warga
DKI jakarta terdiri dari berbagai suku, ras, kepercayaan, buadaya,
adat, dan keagamaan. Di DKI ada juga penduduk pribumi yang disebut
‘orang betawi’ dan ada juga yang merupakan warga pendatang, dari
Nusantara maupun Internasional.
Hal itu di karenakan banyak warga pendatang yang menguji nasib mereka di Ibukota. Tapi, hal ini justru mengakibatkan :
o Lahan tempat tinggal semakin sempit.
o Bangunan menjadi padat.
o Terjadi pengangguran.
o Timbul tawuran dan kriminalitas.
Terkadang
hal tersebut dapat terjadi karena keegoisan serta kepentingan kelompok.
Dan itu pun terjadi dari anak-anak, remaja, mahasiswa, bahkan sampai
petinggi DPR.
Lingkungan Sosial Budaya
Lingkungan
sosial masyarakat Jakarta yaitu kekuatan masyarakat yang terdiri dari
berbagai sistem norma yang berlaku di Jakarta yang dapat mempengaruhi
tingkah laku masyarakat Jakarta. Norma yang ada di Jakarta diantaranya,
Norma pergaulan, norma keagamaan, norma budaya, norma adat dan norma
susila.
Lingkungan sosial budaya mencangkup, tertib sosial, lingkungan pendidikan, dan tempat ibadah dan bersejarah.
Ada
pun dampak positif, yaitu kemajuan IPTEK bermanfaat bagi kemudahan
hidup. Ada pun dampak negatif, yaitu pergaulan bebas, obat-obatan dan
minuman keras.
Pentinganya Lingkungan Sosial Budaya dalam Pembinaan Kerukunan Hidup Bermasyarakat
Kerukunan masyarakat Jakarta dapat terjuwud dengan :
o Sikap gotong royong.
o Toleransi terhadap sesama.
o Tidak mengutamakan sikap egoistis.
o Saling menghargai.
Ada juga dampak yang terjadi, diantaranya :
o Nilai gotong royong menimbulkan kebersamaan.
o Cara hidup bebas di pandang sebelah mata.
Rumah Singgah
Rumah
singgah di bangun pemerintah untuk menampung masyarakat yang tidak
jelas tempat tinggalnya seperti, gepeng, masayrakat yang tinggal di
kolong jembatan, rel kereta api, dan yang melakukan aktivitas di lampu
merah. Dalam rumah singgah juga dilakukan pengajaran dalam bentuk formal
dan non formal.
Manusia Sebagai Makhluk Ciptaan Tuhan
Segala
sesuatu yang ada di alam semesta ini merupakan ciptaan Tuhan yang Maha
Esa. Diantara semua yang diciptakan Tuhan, manusia adalah makhluk yang
memiliki akal budi. Tuhan pun menciptakan manusia, perempuan dan
laki-laki yang terdiri dari berbagai ras, kepercayaan, budaya, dan adat.
Tuhan
pun memberikan akal pikir untuk manusia sebagaimana untuk tidak
bertindak semena-mena dan saling menjaga serta menghormati agar tidak
terjadi perpecahan. Untuk itu, kita memiliki landasan norma agama,
hukum, adat, dan susila.
Hubungan dan Norma dalam Pergaulan
Setiap
manusia melakukan pergaulan. Biasanya, orang yang mudah bergaul
memiliki banyak teman sedangkan orang yang tidak gampang bergaul jarang
memiliki teman.
Dalam
pergaulan kita harus dapat memilah mana yang kenala, rekan, teman
maupun sahabat. Dan dalam sebuah pergaulan kita pun harus memperhatikan
norma-norma seperti :
a. Norma
Agama, dapat mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan sesama
manusia. Bagi siapa yang melanggar, maka akan mendapatkan hukuman dari
Tuhan di hari akhir.
b. Norma
Hukum, dapat mengatur manusia berlawanan jenis seperti ‘pacaran’. Dalam
hal ini harus dipelihara norma etika dan norma hukum, supaya tidak
timbul hal-hal yang melanggar ketentuan hukum yang berlaku. Jika pria
berlaku kurang baik terhadap wanita, maka akan terjadi hukum di dunia
maupun di peradilan Tuhan.
c. Normal
Susila, norma ini timbul dari hati nurani setiap manusia. Inilah yang
membedakan manusia dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Oleh karenanya
kita sesama manusia harus saling menghargai dan menghormati. Dengan ini,
kita harus menjaga perasaan dan hati nurani.
d. Norma
Kesopanan, terkadang, saat para remaja bermain dengan hal sehidup
semati. Membuat si pria melakukan tindakan tidak sopan yang
mengakibatkan si wanita menjadi korban yang dapat membuatnya di
pandangan negatif oleh masyarakat. Oleh karena itu, kita harus
memberikan batasan dalam pergaulan.
e. Norma
Adat, yaitu kebiasaan atau tatanan hidup dalam masyarakat yang sudah
menjadi kebiasaan. Norma ini tidak dapat di hilangkan dengnamudah dari
kehidupan masyarat. Namun, seiring berjalannya waktu dan kebudyaan barat
yang masuk ke Jakarta, adat-adat Jakarta pun tertinggalkan.
Komitmen dan sikap Pebuatan Manusia
Melakukan
ibadah sesuai dengan keyakinan yang anut merupakan salah satu bentuk
hubungan manusia dengan Tuhan secara vertikal, dan diajarkan pula
melalui kitab-kitab suci melakukan hubungan dengan manusia lainnya yang
disebut hubungan horizontal.
Dalam
menghadapi segala cobaan-Nya, kita harus menerimanya dengan lapang
dada, ikhalas dan tawakal. Kita pun harus melaluinya dengan setulus hati
serta berdo’a dan berusaha.
Manusia
harus bersyukur dengan apa yang diberikan Tuhan atas nikmat yang telah
diberikan Tuhan. Dan kita pun harus bersabar jikalau kita tidak mampu
menghadapi ujian-Nya.
Dan
kita sebagai manusia pun harus mawas diri, karena dalam pergaulan ‘masa
kini’ banyak anak-anak muda yang terjerat dalam pergaulan bebas,
obat-obatan terlarang, serta minum-minuman keras. Kita pun hendaknya
bertaubat setelah melakukan hal-hal yang di larang Tuhan.
Sopan Santun dan Perilaku Manusia
Dopan
Santun merupakan sikap mengungkapkan rasa menghargai, menyayangi, serta
memiliki rasa tanggungjawab terhadap dirinya dan orang-orang
disekitarnya.
Secara
kelompok manusia berada di tengah-tengah masyarakat. Dalam hal itu
perlu aturan-aturan seperti aturan adat, hukum dan agama yang merupakan
acuan bermasyarakat yang disebut norma yang dianut bersama. Misalnya,
memberi salam saat masuk dan keluar rumah, menghargai saudara, cara
beribadah dll.
Sikap
dalam hubungan dengan pelayanan pemerintah. Sikap memberikan pelayanan
terhadap siapapun tanpa terkecuali, sikap perasaan yang sama dan
kebutuhan harus diciptakan serta berfungsi dengan semestinya.
Cara Menghormati dan Cara Berbusana
1. Sikap Individu
a. Sikap
Berbicara, suara harus jelas, penuh perhatian, teratur, pendengaran
yang baik, serta menghindari pertanyaan yang bersifat pribadi.
b. Sikap Duduk, rileks, jarak pandang, tidak boleh ongkang-ongkang kaki, dll.
c. Sikap Berdiri, badan tegap, teidak boleh memasukkan tangan ke saku, Tidak boleh berkacak pinggang.
d. Sikap Berjalan, bila wanita, sebaiknya berjalan di samping kiri laki-laki dan hndari berjalan di tengah jalan raya.
2. Cara Berbusana
a. Berbusana di rumah, Menggunakan baju santai yang nyaman dan pas dengna badan, ukuran, bentuk, maupun warnanya di tubuh kita.
b. Berbusana
ketika di sekolah, haruslah lengkap dengan atribut, rapi, kemeja harus
dikancingkan, tidak di perbolehkan menggunakan gelang dll.
c. Berbusana ketika berpesta dan seminar, Harus terlihat rapi, hidup, dan sopan.
Pergaulan
Ada beberapa jenis pergaulan, diantaranya :
a. Perkenalan, didahulukan dengan mengucapkan salam dan berjabat.
b. Cara bertemu, hendaknya memperhatikan waktu dan tempat. Jika memang tidak bisa, seharusnya di tolak dengan halus.
c. Silahturahmi, ini merupakan salah satu adat sesuai norma-norma yang berlaku di daerah tersebut.
d. Menjenguk orang sakit, harus memeberikan kata-kata yang menyenangkan, mendoakan, dan membawajan makanan atau buah-buahan.
e. Sikap
dan cara menelpon, dalam menggunakan telpon / HP gunakan dengan
seperlunya, jangan terlalu lama, singkat, jelas dan padat, serta jelas
akan apa yang disampaikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar